Foto: Thomas Wollor |
Setelah kurang lebih 6 bulan lamanya
proses pengukuran tanah melalui program sertifikat gratis selama
pemerintahan Jokowi ini maka hari ini, Selasa (08/01/2018) warga
masyarakat Desa Waitukan harus lega dan berbangga karena telah menerima
sertifikat tanah secara gratis.
Sebanyak 399 sertifikat tanah baik
pekarangan rumah maupun lahan perkebunan di serahkan langsung oleh yang
mewakili Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Flores Timur melalui Kasi Hubungan
Hukum Pertanahan Husen Arkian dan disaksikan Pemerintah Desa Waitukan,
BPD,Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat serta masyarakat Desa Waitukan.
“Ini program Jokowi program agraria
nasional. Sertifikat Tanah ini menjadi Aset yang sangat bernilai bagi para
pemilik kebun dan pekarangan dan sebagai modal utama dalam usaha,” kata Husen
Arkian dalam sambutan sebelum penyerahan sertifikat.
Di Flores Timur dalam Tahun 2018 sebanyak
4000 sertifikat yang harus diserahkan secara gratis kepada masyarakat yang
tersebar dibeberapa titik desa dan kelurahan
Pemerintah Desa Waitukan melalui Kepala
Desa Waitukan Petrus Pude mengaku berbangga karena dari beberapa desa di Flores
Timur Desa Waitukan juga Termasuk didalamnya, ia menyampaikan terimakasih
kepada Pemda Flotim melalui Kantor Pertanahan yang telah menerima program Nasional
untuk masyarakat Flores Timur.
“ Desa Waitukan mengusulkan 450 Lahan
perkebunan yang harus disertifikat namun yang sudah terealisasi ini baru 399
sertifikat dan masih beberapa yang belum ini bisa direalisasikan dalam tahun
2019 ini,” kata Petrus Pude
Untuk diketahui bahwa di wilayah kecamatan
Adonara Barat baru tiga desa yang masuk prona gratis yakni Desa Waitukan, Desa
Homa dan Desa Duwanur yang diserahkan secara serempak.
Tokoh Pemuda Desa Waitukan Thomas Ara Kian
Boli, yang menghidupkan Lopo Seburi Institute ini berharap pemerintah
harus memberlakukan program sertifikat tanah gratis ini secara menyeluruh
untuk meminimalisir hal lain yang tidak diinginkan di hari yang akan datang
karena berkaitan dengan masalah hak atas tanah. (humas desa waitukan/ara)